BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Mekanika
gerak sesungguhnya merupakan sebuah studi terhadap pengaruh-pengaruh yang
ditimbulkan oleh daya (seperti daya tarik bumi, gesekan, tahanan angin, dsb.)
pada benda yang bergerak dan tidak bergerak (Carr, 1997; Bartlett, 1997).
Pengetahuan tentang mekanika pada awalnya digunakan untuk merancang benda yang
digunakan dalam kehidupan sehari-hari, seperti bangunan, jembatan, kapal,
pesawat, dll. Kemudian, ketika kebutuhan akan gerak manusia semakin tinggi,
maka mekanika ini pun digunakan untuk mempelajari pengaruh daya di atas pada
manusia, dan sebaliknya, pengaruh daya yang dikerahkan manusia ketika bergerak.
Gaya
adalah dorongan atau tarikan yang menyebabkan suatu benda bergerak. Mekanika
adalah ilmu yan mempelajari gaya suatu benda serta efek dalam gaya itu.
Maka
dari pengertian-pengertian di atas dapat dikatakan bahwa manusia dapat bergerak
dengan adanya gaya, gaya yang ditimbulkan atau yang dikerjakan oleh manusia
menimbulkan suatu gerakan-gerakan, dan dengan adanya gaya pada manusia itulah
yang menyebabkan manusia dapat berpindah dari satu tempat ketempat yang lain,
jadi antara mekanika gerak dan gaya saling berhubungan bagi manusia.
Dalam berbagai cara, banyak gerakan tubuh yang menerapkan
prinsip-prinsip mesin yang sederhana. Dengan memahami prinsip tersebut, bukan saja dapat
mefasilitasi perawatan dan penanganan pasien tetapi juga dapat mencegah
terjadinya cedera pada perawat dan pasien mereka.Salah satu contoh cedera yang
berkaitan dengan pekerjaan adalah banyaknya perawat yang mengalami cedera
punggung serius, yang seringkali disebabkan oleh caranya dalam pengangkatan
pasien.
1.2 Rumusan
Masalah
1. Bagaimana defenisi mekanika gaya dan Gerak?
2.
Bagaimana aplikasi mekanika gaya dan
gerak dalam keperawatan?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui defenisi
mekanika gaya dan gerak
2. Untuk mengetahui aplikasi
mekanika gaya dan gerak dalam keperawatan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Mekanika Gaya dan Gerak
1.
GAYA
Salah
satu cabang ilmu dari bidang ilmu fisika yang mempelajari gerakan dan perubahan
bentuk suatu materi yang diakibatkan oleh gangguan mekanik yang disebut gaya.
Gaya adalah besaran vektor yang memiliki besar & arah, Benda dapat bergerak
karena adanya gaya. Gaya dapat bekerja pada tubuh dengan salah satu dari
berbagai cara berikut:
a - Gaya dapat mengubah kondisi sebuah
objek secara keseluruhan.
- Jika tubuh berjalan dalam suatu
gerakan yang seragam pada sebuah garis lurus, gaya yang dikenakan padanya dapat
menyebabkan objek melambat; semakin melaju; berubah arah (misal untuk
mempercepat)
c Contoh khusus dari gaya adalah gaya
gravitasi.
Gaya Gravitasi
Gravitasi adalah gaya tarik-menarik yang
terjadi antara semua partikel yang mempunyai massa di alam semesta
Pusat Gravitasi
Pada gravitasi suatu benda
(atau tubuh) merupakan cara yang baik untuk menggambarkan efek gravitasi.
Keseluruhan berat tubuh terlihat bekerja melalui pusat gravitasi. Merupakan titik yang digunakan gaya gravitasi pada tubuh. Hal ini penting agar:
a. Postur tubuh yang baik saat mengangkat
benda
b. Memastikan stabilitas untuk pasien
yang tidak stabil
Pada manusia, pusat gravitasi biasanya terletak di regio pelvis dekat
bagian dasar medula spinalis, sekitar vertebra sakral kedua. Pusat gravitasi sejajar dengan tulang
belakang dan berada dalam bagian pelvis jika tengah duduk atau berdiri dengan
tegak. Lokasi
tersebut merupakan beban yang paling rendah untuk otot tubuh dan jumlah energi
yang dibutuhkan untuk mempertahankan tubuh dalam posisi tegak sangat sedikit.Pada manusia, otot paha dan tulang belakang berlawanan dg
kerja gravitasi.Gaya berat yg bekerja menuju arah pusat gravitasi pd
tubuh diseimbangkan dg gaya berlawanan yg seimbang ke arah atas yg dikeluarkan
oleh bumi atau oleh objek lain yg didudukinya.Gaya ke atas tersebut sangat penting bagi tubuh agar
dapat mempertahankan posisinya terhadap gaya gravitasi; jika tidak, tubuh pasti
akan tenggelam, seperti yg terjadi pada pasir hidup .Gaya tersebut dikatakan berada
dalam kondisi ekuilibrium (seimbang) satu sama lain
2.
GERAK
1) Hukum Newton 1 mengenai gerakan
Hukum ini sering juga disebut sebagai
hukum inersia (kelembaman). Hukum I Newton berbunyi “Jika resultan gaya pada
suatu benda sama dengan nol, maka benda yang mula-mula diam akan terus diam.
Sedangkan, benda yang mula-mula bergerak, akan terus bergerak dengan kecepatan
tetap”.Pernyataan Hukum I Newton ini secara matematis dapat dituliskan sebagai:
F = 0 (Jumlah dari semua gaya yang bekerja sama dengan nol.) “Tubuh yg diam
akan tetap diam, dan tubuh yg bergerak akan tetap bergerak dalam kecepatan yg
serupa kecuali dipengaruhi oleh gaya yang tidak seimbang”
Contoh:
![*](file:///C:\Users\HP\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image001.gif)
![*](file:///C:\Users\HP\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image001.gif)
![*](file:///C:\Users\HP\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image001.gif)
![*](file:///C:\Users\HP\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image001.gif)
2) Hukum II Newton mengenai gerakan
Hukum
ini berbunyi “Percepatan dari suatu benda akan sebanding dengan jumlah gaya
(resultan gaya) yang bekerja pada benda tersebut dan berbanding terbalik dengan
massanya“
Rumus F=
m . a
F=
gaya Newton
m=
massa benda
a=
percepatan benda
Gaya
dinyatakan dalam satuan Newton, massa dalam satuan kg dan percepatan dalam
satuan meter per detik. Semakin besar massa benda maka semakin besar gaya yang
diperlukan dan semakin besar percepatan suatu benda maka gaya yang diperlukan
juga akan semakin besar Hukum II Newton ini dapat pula dinyatakan dengan laju
perubahan momentum sebuah benda yang bergerak sebanding dan searah dengan gaya
yang mempengaruhinya dan diformulasikan sebagai:
F =
d(mv) / dt
Gaya
merupakan turunan dari fungsi momentum suatu benda terhadap waktu. Jika massa
benda adalah tetap maka:
F =
m dv/dt
Gaya
merupakan hasil kali antara massa benda dengan turunan fungsi kecepatan suatu
benda terhadap waktu.
Contoh:
![*](file:///C:\Users\HP\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image001.gif)
![*](file:///C:\Users\HP\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image001.gif)
![*](file:///C:\Users\HP\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image001.gif)
3) Hukum III Newton mengenai Gerakan
Hukum ini sering juga disebut dengan
hukum aksi-reaksi. Hukum ini berbunyi “Jika suatu benda mengerjakan gaya pada
benda lain maka benda yang di kenai gaya akan mengerjakan gaya yang besarnya
sama dengan gaya yang di terima dari benda pertama tetapi arahnya berlawanan”.
Hukum
ini menyatakan jika suatu benda mengerjakan gaya pada benda lain, maka benda
yang kedua ini akan mengerjakan gaya pada benda pertama yang besarnya sama dan
arahnya berlawanan. Secara matematis dituliskan sebagai:
Faksi
= -Freaksi
Besarnya
gaya reaksi sama dengan besarnya gaya aksi. Tanda negatif menyatakan bahwa arah
gaya reaksi berlawanan dengan arah gaya aksi.
Contoh:
![*](file:///C:\Users\HP\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image001.gif)
![*](file:///C:\Users\HP\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image001.gif)
![*](file:///C:\Users\HP\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image001.gif)
![*](file:///C:\Users\HP\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image001.gif)
2.2 Aplikasi Mekanika Gaya
dan Gerak dalam Keperawatan
1. Efek Gravitasi dalam
Penerapan di Keperawatan
Aplikasi dalam Keperawatan
|
Penjelasan
|
Botol infus IV harus terletak lebih tinggi
dari pasien
|
Gaya gravitasi akan menjadi gaya yang cukup
untuk memungkinkan aliran larutan ke vena (drip cairan salin, transfusu
darah)
|
Drainase pasien
|
Jika hendak mengalirkan cairan dari pasien
pastikan bahwa arahnya ke bawah (jadi kantung penampung terletak di bawah
titik drainase tubuh pasien, misalnya kantung urin pada kateterisasi, dialissperotoneal)
|
Mengurangi perdarahan vena dengan
meninggikan kaki
|
Jantung harus memompa darah ke atas melawan
gaya gravitasi dan menurunkan suplai darah
|
Prosedur meningkatkan sirkulasi darah pada
pasien pingsan
|
Membaringkan pasien datar dan meninggikan
kaki akan membantu aliran darah ke otak yang awalnya kekurangan oksigen
sebelum pasien pingsan
|
Tempat tidur listrik
|
Dapat menaikkan dan menurunkan tubuh pasien untuk meningkatkan
sirkulasi ke dan dari bagian ekstrimitas (mis. Pd bayi prematur) atau untuk
membantu turun naiknya diafragma dlm pernapasan (mis. Pd penderita polio)
|
Pasien pasca operasi
diposisikan miring/tengkurap
|
Memudahkan aliran
sekresi/muntahan untuk keluar dari mulut guna menghindari aspirasi
|
Posisi duduk untuk
pasien operasi bedah otak
|
Untuk mengurangi
bahaya hemoragi
|
Pasien pembedahan
abdomen di condongkan tubuhnya
|
Untuk memfasilitasi
pembedahan organ tertentu karena gravitasi membantu menjaga agar organ yg
lain tidak menghalangi
|
Efek negative gravitasi
1. Jika seseorang dalam posisi berdiri, area tubuh yang berada di atas jantung harus
memperoleh darah yg dipompakan jantung melawan gaya gravitai bumi. Untuk mengalahkan gaya gravitasi tsb, jantung harus meningkatkan gaya kontraktilnya untuk
mendorong darah ke atas.Jika daya dorong jantung tidak cukup besar untuk
melakukan hal tsb, pasokan darah yg mencapai otak tidak akan cukup yg terkadang
menyebabkan orang menjadi pingsan.Situasi ini disebut sebagai Hipotensi Postural
2. Seseorang yg harus
berdiri cukup lama terkadang memperlihatkan pembuluh darah yg melebar di
ekstrimitas bagian bawah, dan edema
dapat terlihat. Masalah ini juga disebabkan oleh kurangnya gerakan
sehingga terjadi perpindahan cairan dari pembuluh ke ruang pd jaringan di
sekitarnya. Konsisi tersebut tampak sebagai edema.
Solusi:
Dalam
situasi tertentu, menggerak-gerakkan jari dan telapak kaki dalam sepatupun dpt
membantu, dan tentara diinstruksikan untuk melakukannya saat upacara untuk
mengurangi resiko pingsan. Gerakan tsb menyebabkan
otot meremas dan melepaskan vena, mendorong darah keluar dari kaki dan kembali
ke jantung. Jika volume darah yg cukup tidak kembali ke
jantung, curah jantung akan berkurang yg dpt dg cepat mempengaruhi area seperti
otak.
2. Hukum Newton I, II, III
A. Hukum Newton I
“Tubuh yg diam akan tetap diam, dan tubuh yg bergerak
akan tetap bergerak dalam kecepatan yg serupa kecuali dipengaruhi oleh gaya
yang tidak seimbang”
Aplikasi:
1. Cedera benturan disebabkan oleh kecenderungan
kepala manusia untuk mematuhi hukum tsb. Jika
sebuah kendaraan menabrak dr belakang, badan pengendara akan tersentak dg keras
ke depan krn ia berkontak dg tempat duduknya. Namun, kepala cenderung tidak
bergerak (jika tidak ada bantalan untuk kepala) dan tersentak ke dalam posisi
yg menjulur (ekstensi). Karena kepala melekat pada badan, maka kepala akan
terbentur dg keras ke depan menyebaban kerusakan pd vertebra serviks.
2. Cedera pd tinju dan
football yang mengakibatkan kerusakan otak terjadi dlm proses yg serupa. Otak
cenderung berada dlm kondisi istirahat walaupun tengkorak tersentak ke
belakang. Benturan yg terjadi kemudian dapat merusak jaringan otak yg rapuh
B. Hukum Newton II
“Percepatan tubuh sudah
proporsional dg gaya yg diterapkan, asalkan massanya tetap sama”
Aplikasi :
Jika perawat kesulitan memindahkan
sebuah troli yg berat/tempat tidur, ia mungkin akan meminta bantuan perawat
lain. Dari upaya tsb akan diperoleh gaya yg lebih besar shg percepatan juga
lebih besar.
C. Hukum Newton III
“Untuk setiap aksi pasti
ada reaksi yg sebanding atau berlawanan ”
Aplikasi:
Seorang pasien yg mencoba
melangkah atau bergerak dari sandaran kursi roda ke lantai atau ke tempat
tidur, pasti ia akan mengalami kecelakaan jika rem tidak difungsikan. Saat ia
mendorong dg kakinya, kursi roda pasti akan mundur dan meninggalkannya
sendirian tanpa tumpuan
3. Mekanika Tubuh ( body
mechanic)
Mekanika tubuh
adalah usaha kordinasi dari muskuskeletal dan system saraf untukMempertahankan
keseimbangan yang tepat. Mekanika tubuh pada dasarnya adalah bagaimana tubuh
secara efesien terkordinasi dan aman sehingga menghasilkan gerakan yang baik
dan memelihara keseimbangan selama beraktifitas.
Perawat sangat beresiko mengalami cedara tulang belakang karena aktifitas / pekerjaan
yang di lakukan.misalnya, mengangkat klien dari tempat tidur, membawa alat-alat
berat,dll.
1) Komponen mekanika tubuh
a.
Tulang : jaringan
dinamis yang berfungsi menunjang jaringan yang membentuk otot- otot tubuh.
b. Otot :
berfungsi untuk kontraksi dan menghasilkan gerakan.
c.Tendon: sekumpulan jaringan fibrosa padat yang
merupakan perpanjangan daripembungkusotot dan membentuk ujung otot yang mengikatnya pada tulang.
d.Ligamen adalah sekumpulan jaringan penyambung fibrosa yang padat lentur dan kuat. Berfungsi menghubungkan ujung persediaan dan menjaga kestabilan.
e. Kartilago
terdiri serat yang tertanam dalam suatu gel yang kuat tetapi elastisdan tidak mempunyai pembuluh darah.
f.Sendi memfasilitasi pergerakan dengan
memungkinkan terjadinya kelenturan.
2) Pergerakan dasar dalam mekanika Tubuh
a. Gerakan (ambulating)
Gerakan yang benar akan
membantu mempertahankan keseimbangan tubuh. Contoh, keseimbangan tubuh orang
saat berdiri akan mudah stabil dibandingkan dalam posisi jalan. Dalam posisi
jalan akan terjadi perpindahan dasar tumpuan dari sisi satu ke sisi yang
lain,dan posisi gravitasi akan selalu berubah pada posisi kaki.
b. Menahan (squatting)dalam melakukan
pergantian,posisi menahan selalu berubah.
Contoh : Posisi orang
duduk akan beerbeda dengan orang jongkok dan tentunyaberbeda dengan posisi yang
tepat dalam menahan. Dalam menahan diperlukan dasar tumpuan yang tepat.
c. Mengangkat (lifting). Mengangkat
merupakan pergerakan daya tarik.
Gunakan otot-otot besar dari tumit, paha bagian
atas, kaki bagian bawah, perut ,dan pinggul untuk mengurangi rasa sakit
pada daerah tubuh bagian belakang.
d.
Memutar
(pivoting) merupakan gerakan untuk memutar anggota tubuh dan bertumpu pada
tulang belakang. Gerakan memutar yang baik memerhatikan ketiga unsur
gravitasi agar tidak berpengaruh buruk pada postur tubuh.
e.
Menarik
(pulling) menarik dengan benar akan memudahkan untuk memindahkan benda.Yang
perlu diperhatikan adalah ketinggian, letak benda,posisi kaki dan tubuh
dalam menarik. Sodorkan telapak tangan dan lengan atas dipusat gravitasi
pasien. Lengan atas dan siku di letakkan pada permukaan pada tempat
tidur, pinggul, lutut, dan pergelangan kaki ditekuk
lalu dilakukan penarikan.
3) Mekanika Tubuh untuk Keperawatan
Banyak
dari pekerjaan perawat yang memerlukan usaha fisik. Memindahkan pasien, membawa
peralatan dan mendorong kursi roda membutuhkan kekuatana otot.
a. Postur Tubuh.
Mekanika
tubuh yang baik berawal dari postur tubuh yang tepat. Postur tubuh yang tepeat
bearti terdapat keseimbangan antara kelompok-kelompok otot dan bagian-bagian tubuh dalam
kesejajaran (posisi) yang baik. Postur tubuh yang benar adalah sama dalam semua
posisi-berdiri, duduk dan berbaring. Postur
tubuh yang baik membuat tubuh berfungsi dengan baik dalam semua
aktifitas. Postur yang benar embuat gerakan mengangkat, mearik dan mendorong
menjadi lebih mudah (Hegner & Esther. 2003. p. 194).
b. Menggunakan Tubuh Secara Efektif
Ada
10 aturan dasar yang harus diingat yang dapat membantu otot-otot bekerja dengan
baik, yaitu:
1.
Pertahankan punggung agar tetap lurus.
2.
Rentangkan kaki agar dapat menjadi landasan penunjang yang baik.
3. Membungkung dari pinggul
dan lutut agar lebih dekat dengan objek . jagan membungkuk dari pinggang.
4.
Gunakan berat badan untuk membantu mendorong atau menarik objek.
5.
Gunakan otot terkuat untuk melakukan pekerjaan.
6. Hindari memutar sebagian
badan ketika bekerja dan membungkuk dalam waktu lama. Putar seluruh badan.
7.
Pegang dan tahan objek yang berat dekat dengan tubuh .
8.
Dorong atau tariklah daripada mengangkatnya.
9. Selalu
mintalah bantuan bila pasien atau benda terlalu berat untuk digerakkan sendiri.
10.Serempakkan gerakan.
Siapkan pasien dan aggota staf yang lain dengan memberitahikan mereka bila
sudah siap, atau dengan hitungan samapi tiga dan semua bergerak serentak pada
hitungan ketiga.
Catatan.
Bersedialah untuk membantu orang lain. Jangan mengambil resiko. Berbagai macam
peralatan mekanis tersedia untuk membantu memindahkan pasien yang tidak berdaya
atau pasien berat. Jika menggunakan satu alat penggerak mekanis, pastika bahwa
tali-tali penyangga di tempatkan dengan baik di bawah pasien. Periksalah untuk
memastikan bahwa semua bagian dari alat tersebut aman da siap pakai.
4.)
Mekanika Tubuh untuk Pasien
Mekanika
tubuh untuk pasien yang ambulasi sama dengan mekanika tubuh untuk tim perawatan.
Ketika pasien tidak mengangkat sesuatu yang berat ataupun ringan, kebiasaan
postur tubuh yang baik tidak boleh diabaikan.Postur tubuh yang baik untuk
pasien bearti berdiri, berjalan dan berubah posisi dengan cara yang mantap dan
aman.
Pasien-pasien tirah baring terkadang sukar untuk menn
posisi karena mereka cnderung turun ke ujung bawah tempat tidur bila bagian
kepala tempat tidur di naikkan. Paisen-pasien yang tidak mampu tidak akan dapat
mengubah posisi badan mereka. Mereka pun tidak mampu membantu perawata
memindahkan posisi badan mereka. Pasien tirah baring memerlukan bantuan ekstra
untuk memperoleh dan memepertahankan kejajaran tubuh yang tepat.
Ingat
bila memungkinkan :
i.
Minta
bantuan.
ii.
Gunakan
seprai yang diangkat atau dibalik.
iii.
Gunakan alat-alat mekanik.
iv.
Ubah
posisi pasien sesering mungkin. Paling sedikit 2 jam sekali.
Kesejajaran
tubuh. Kesejajaran (posisi) tubuh pasien yang tepat harus dilakukan denga hati-hati. Kesejajaran tubuh yang tepat beearti menjaga seseorang berada pada posisi di mana tubuh dapat
berfungsi sebaik-baiknya. Lekukan tubuh ayang alami perlu ditunjang pada posisi alaminya dengan bantal dan handuk
yang digulung. Posisi yang tepat adalah :
i.
Membantu
pasien merasa lebih nyama
ii.
Mengurangi ketegangan.
iii.
Membantu
tubuh agar berfungsi lebih efisien.
iv.
Mencengah
deformitas dan komplikasi, seperti kontraktur dan dekubitus.
4. Body Alignment
Kesejajaran
tubuh dan postur merupakan istilah yang sama, dan mengacu pada posisi sendi,
tendon, ligamen, dan otot selama berdiri, duduk dan berbaring. Kesejajaran
tubuh yang benar mengurangi ketegangan pada struktur muskulosmkeletal,
mempertahankan tonus otot secara adekuat, dan menunjang keseimbangan. Pengkajian
kesejajaran tubuh dapat dilakukan pada pasien yang berdiri, duduk, atau
berbaring.
Berdiri.
Perawat harus memfokuskan pengkajian kesejajaran tubuh pada pasien yang berdiri
sesuai hal-hal berikut :
a. Kepala tegak dan midline
b. Ketika dilihat dari arah posterior, bahu dan
pinggul lurus dan sejajar.
c. Ketika dilihat dari posterior, tulang
belakang lurus.
d. Ketika pasien dilihat dari arah
lateral, kepala tegak dan garis tulang belakang di garis dalam pola S terbalik.
Tulang belakang servikal pada arah anterior adalah cembung, dan tulang belakang
lumbal pada arah anterior adalah cembung.
e. Lengan pasien nyaman disamping.
f. Kaki ditempatkan sedikit berjauhan
untuk mendapatkan dasar penopang dan jari-jari menghadap ke depan.
Duduk. Perawat mengkaji
kesejajaran pada pasien yang duduk dengan menobservasi hal-hal sebagai berikut
:
a. Kepela tegak, leher dan tulang
belakang berada pada kesejajaran yang lurus.
b. Berat badan terbagi rata pada bokong dan
paha.
c. Paha sejajar dan berada pada potongan
horizontal.
d. Kedua kaki ditopang di lantai. Pada
pasien pendek tinggi, alat bantu kaki digunakan dan pergelangan kaki menjadi
fleksi dengan nyaman.
e. Jarak 2-4 cm dipertahankan antara
sudut tempat duduk dan ruang popliteal pada permukaan lutut bagian posterior.
f. Lengan bawah pasien ditopang pada
pegangan tangan, di pangkuan atau di atas meja depan kursi.
Berbaring.
Pada orang sadar mempunyai kontrol otot volunter dan persepsi normal terhadap
tekanan. Sehingga mereka biasa merasakan posisi nyaman ketika berbaring. Pemgkajian
kesejajaran tubuh ketika berbaring membutuhkan posisi lateral pada pasien
dengan menggunakan satu bantal, dan semua penopangnya di angkat dari tempat
tidur. Tubuh harus ditopang oleh matras yang adekuat. Tulang belakang harus
berada dalam kesejajaran lurus tanpa ada lekungan yang terlihat.
5.
Keseimbangan tubuh
Kesejajaran tubuh menunjang keseimbangan
tubuh. Tanpa keseimbangan ini, pusat gravitasi akan berubah, menyebabkan
peningkatan gaya gravitasi, sehingga menyebabkan risiko jatuh dan cedera.
Keseimbangan tubuh diperoleh jika dasar penopang luas, pusat gravitasi berada
pada dasar penopang, dan garis vertikal dapat ditarik dari pusat gravitasi ke
dasar penopang, keseimbangan tubuh juga dapat ditingkatkan dengan postur dan
merendahkan pusat gravitasi, yang dfapat dicapai dengan posisi jongkok. Semakin
sejajar postur tubuh, semakin besar keseimbangannya (Perry dan Potter, 1994).
Keseimbangan diperlukan untuk mempertahankan
posisi, memperoleh kestabilan selama bergerak dari satu posisi ke posisi lain,
melakukan aktivitas hidup sehari-hari, dan bergerak bebas di komunitas.
Kemampuan untuk mencapai keseimbangan dipenagruhi oleh penyakit, gayaberjalan
yang tudak stabil pada todler, kehamilan, medikasi, dan proses menua. Gangguan
pada kemampuan ini merupakan ancaman untuk keselamatan fisik dan dapat
menyebabkan ketakutan terhadap keselamatan seseorang dan membatasi diri dalam
beraktivitas (Berg et al, 1992).
6.
koordinasi gerakan tubuh
Friksi adalah gaya yang muncul dengan arah
gerakan yang berlawanan dengan gerakan benda. Jika perawat bergerak, berpindah,
atau menggerakkan pasien di atas tempat tidur maka akan terjadi friksi. Perawat
dapat mengurangi friksi denagn mengikuti beberapa prinsip dasar. Semakin besar
area permukaan suatu objek yang bergerak, semakin besar friksi. Jika pasien
tidak mampu pindah sendiri di tempat tidur maka lengan pasien diletakkan
menyelang di dada. Hal ini meminimalkan permukaan tubuh dan mengurangi friksi.
Pasien pasif atau immobilisasi akan
menghasilkan friksi yang lebih besar untuk bergerak, kemudian, bila
memungkinkan, perawat menggunakan kekuatan dan gerakan paien saat mengangkat,
memindahkan, atau menggerakkan pasien di atas tempat tidur. Hal ini dilakukan
dengan penjelasan tentang prosedur dan memberitahu pasien ketika pasien akan
bergerak. Hasilnya harus menjadi gerakan sinkron yang mana pasien dapat
berpatisipasi dan friksi dapat dikurangi.
Friksi dapat juga dikurangi dengan mengangkat
bukan mendorong pasien. Mengangkat merupakan kompenen gerakan ke atas dan
mengurangi tekanan antara pasien dan tempat tidur atau kursi.
Aplikasi keperawatan:
Keuntungan
friksi:
i.
Kantong perikardial untuk menampung cairan perikardial yg
menjaga agar membran tetap terpisah dan tidak saling menggesek akibat friksi
dari dentuman jantung
ii.
Cairan sinovial
mengurangi friksi sebagai pelumas antara ujung2 tulang yg diilapisi kartilago
pd sendi sinovial, misal sendi lutut
Kerugian
friksi:
i.
Pasien tirah baring lama → kulit berkontak dg
permukaan sprei/pakaian yg tiak rata +bentuk vertebra pasien yg lengkung→ kulit
tertarik/menggeser sprei → abrasi/iritasi kulit → infeksi, pemajanan tulang yg
parah, kehilangan jaringan seperti pembedahan
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat ditarik
kesimpulan bahwa: . Gaya adalah besaran vektor yang memiliki besar & arah,
Benda dapat bergerak karena adanya gaya. Aplikasi mekanika gaya dan gerak dalam
keperawatan sangat beragam. Contohnya: Botol infus IV harus
terletak lebih tinggi dari pasien karena Gaya gravitasi akan menjadi gaya yang
cukup untuk memungkinkan aliran larutan ke vena (drip cairan salin, transfusu
darah) (gaya Gravitasi). Contoh lain, Kantong perikardial untuk menampung
cairan perikardial yg menjaga agar membran tetap terpisah dan tidak saling
menggesek akibat friksi dari dentuman jantung
3.2 Saran
Diharapkan mahasiswa dapat memahami konsep mekanika gaya
dan gerak. Mahasiswa
menerapkan ilmu
tersebut dalam praktek
keperawatan. Bagi
para pembaca diharapkan dapat memanfaatkan makalah ini dengan sebaik
– baiknya sebagai
penambah ilmu pengetahuan
Tidak ada komentar :
Posting Komentar